VIVAnews - Kasus pengeroyokan yang dilakukan geng motor
di Jakarta masih didalami penyidik Polda Metro Jaya. Polisi menduga
aksi lanjutan yang terjadi secara beruntun merupakan aksi balas dendam.
Kepala
Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan,
aksi brutal anggota geng motor di Jakarta sampai tiga kejadian. Aksi
pertama pada 31 Maret 2012, dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.
"Korban
atas nama Arifin, dia anggota TNI Angkatan Laut, pangkatnya Klasi.
Kejadiannya di Pademangen, Jakarta Utara," ujar Rikwanto, Selasa 10
April 2012.
Ditambahkan Rikwanto, setelah kejadian tanggal 31
Maret, kemudian terjadi lagi aksi lanjutan pada 7 April 2012 dan
menewaskan satu orang bernama Soleh. Korban ditemukan tergeleak di SPBU
Shell, Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain Soleh, ada dua
korban lagi yang mengalami luka berat.
Kejadian terakhir pada 8
April 2012, di Jalan Raya Benjamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam
kejadian ini, lima orang mengalami luka tusuk dan satu motor dibakar.
"Untuk
tanggal 7-8 April itu aksi balas dendam. Masih dilakukan pendalaman
untuk korban pertama dan kedua, karena kejadiannya bersamaan sekitar
pukul 02.00-03.00 WIB dini hari," jelas Rikwanto.
Saat ini, Polda
Metro Jaya dengan Polres Jakarta Utara dan Jakarta Pusat membentuk tim
untuk menyelidiki aksi saling serang kelompok geng motor ini. Sebagai
tindakan preventif langsung dilakukan patroli pada lokasi tempat balap
liar. Sementara mengenai siapa pelakunya, polisi sudah menemui titik
terang dan segera dilakukan upaya penangkapan. "Saksi-saksi di lapangan
sudah ada yang diperiksa," kata dia.
Dihubungi terpisah, Kepala
Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Angkatan Laut, Laksamana Untung
Suropati, membenarkan bila dalam aksi geng motor, Klasi Satu (KLS)
Arifin adalah anggotanya. Arifin bertugas sebagai staf di Mako Armabar.
Terkait
dengan keterlibatan rekan-rekan Arifin yang diduga melakukan aksi balas
dendam, Untung membantahnya. Menurutnya, kejadian tersebut memang
beruntun, tetapi bukan kejadian lanjutan.
"Kalau dibilang
lanjutan tidak tepat juga. Kalau lanjutan, abis kejadian meninggal pasti
hari itu juga ada aksi balasan," kata Untung.
Sementara itu,
pelaku yang diduga memiliki ciri-ciri badan tegap, rambutnya cepak dan
sebagainya, lanjut Untung, itu merupakan suatu hal yang kebetulan sama.
(umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar